Thailand, yang sering disebut sebagai Negeri Gajah Putih, bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, kuliner yang lezat, dan budaya yang kaya, tetapi juga dengan tradisi dan nilai-nilai yang sangat menghormati keluarga kerajaan. Menghormati raja di Thailand bukan sekadar formalitas, melainkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Thailand. Hal ini tercermin dari berbagai aspek, mulai dari upacara keagamaan, etika publik, hingga hukum yang ketat tentang penghinaan terhadap kerajaan.

Bagi wisatawan yang datang ke Thailand, memahami tradisi ini sangat penting untuk menghormati budaya lokal. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang budaya menghormati raja di Thailand, tradisi-tradisi yang terkait, dan etika yang harus kamu ketahui selama berada di Thailand.

1. Sejarah dan Peran Raja di Thailand

Kerajaan Thailand, yang sebelumnya dikenal sebagai Siam, memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan kehidupan rakyat Thailand. Keluarga kerajaan di Thailand memegang peran penting dalam sejarah politik, agama, dan sosial negara tersebut. Thailand memiliki sistem monarki konstitusional sejak tahun 1932, namun peran simbolik dan emosional raja masih sangat kuat.

Raja Sebagai Pelindung Agama dan Tradisi

Raja Thailand tidak hanya dilihat sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai pelindung agama Buddha, agama mayoritas di Thailand. Raja dianggap sebagai figur pemersatu dan pelindung negara, yang dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat. Setiap tindakan atau ucapan yang dianggap tidak sopan terhadap raja atau keluarga kerajaan dapat dipandang sebagai pelanggaran serius terhadap budaya dan hukum negara.

Selama berabad-abad, monarki Thailand terus berkembang, dari masa kerajaan Ayutthaya hingga masa modern. Figur raja dihormati sebagai simbol stabilitas dan harmoni, bahkan ketika Thailand menghadapi berbagai perubahan politik.

2. Lese Majeste: Hukum Penghinaan Terhadap Raja

Salah satu aspek penting dalam budaya menghormati raja di Thailand adalah hukum yang dikenal sebagai Lese Majeste. Hukum ini melindungi raja, ratu, pewaris takhta, dan keluarga kerajaan dari segala bentuk penghinaan atau kritikan.

Apa Itu Lese Majeste?

Lese Majeste adalah pasal dalam KUHP Thailand (Pasal 112) yang mengatur bahwa segala tindakan, ucapan, atau publikasi yang dianggap menghina, merendahkan, atau mengancam keluarga kerajaan Thailand dapat dihukum penjara hingga 15 tahun. Pasal ini menjadi salah satu hukum penghinaan terhadap kerajaan yang paling ketat di dunia.

Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran Lese Majeste meliputi:

  • Menyebarkan berita atau konten yang bersifat fitnah terhadap keluarga kerajaan.
  • Melakukan tindakan tidak hormat terhadap simbol kerajaan, seperti foto raja atau monumen yang berkaitan dengan keluarga kerajaan.
  • Mengkritik keputusan atau kebijakan raja atau keluarga kerajaan.

Sebagai wisatawan, sangat penting untuk memahami hukum ini dan menghindari tindakan atau ucapan yang dapat dianggap sebagai pelanggaran. Meskipun hukum Lese Majeste sering kali menuai kontroversi, terutama di kancah internasional, hukum ini tetap menjadi landasan penting dalam melindungi monarki Thailand.

3. Tradisi Menghormati Raja dalam Kehidupan Sehari-Hari

Penghormatan terhadap raja di Thailand tidak hanya terjadi pada upacara formal atau acara kerajaan, tetapi juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari rakyat Thailand. Berikut adalah beberapa tradisi dan etika yang harus kamu ketahui tentang bagaimana masyarakat Thailand menghormati raja.

Lagu Kebangsaan dan Lagu Raja

Setiap hari, di tempat-tempat umum seperti stasiun kereta api, mal, atau sekolah, lagu kebangsaan Thailand, Phleng Chat, akan diputar pada pukul 08:00 dan 18:00. Ketika lagu kebangsaan diputar, seluruh masyarakat diharapkan berhenti melakukan aktivitas dan berdiri sebagai tanda penghormatan terhadap negara dan raja.

Selain itu, di bioskop sebelum film dimulai, lagu kebangsaan khusus untuk raja, yang dikenal sebagai Phleng Sansoen Phra Barami, akan diputar. Seluruh penonton diharuskan berdiri dan menghormati lagu tersebut. Ini adalah bagian dari tradisi menghormati raja yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Thailand.

Penggunaan Foto Raja di Ruang Publik dan Pribadi

Foto raja, terutama Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) yang sangat dihormati dan dicintai, sering ditemui di tempat-tempat umum, seperti sekolah, kantor pemerintah, dan toko-toko. Bahkan di rumah-rumah pribadi, banyak orang Thailand yang menempatkan foto raja di area yang menonjol sebagai tanda penghormatan.

Menghormati foto raja adalah etika yang sangat penting di Thailand. Sebagai wisatawan, kamu harus berhati-hati untuk tidak merusak, merendahkan, atau melakukan hal yang dianggap tidak hormat terhadap foto atau patung raja.

4. Peran Upacara Kerajaan dalam Budaya Thailand

Upacara kerajaan di Thailand adalah bagian integral dari tradisi negara. Acara-acara ini dirancang untuk memperkuat hubungan antara raja dan rakyatnya, serta merayakan pencapaian atau momen penting dalam kehidupan kerajaan.

Coronation Day (Hari Penobatan)

Setiap tahun, Thailand merayakan Coronation Day, hari untuk memperingati penobatan raja. Ini adalah hari penting dalam kalender kerajaan, di mana berbagai upacara dilakukan, termasuk doa-doa di kuil, parade, dan pemberian penghormatan kepada keluarga kerajaan.

Raja Thailand yang saat ini, Raja Maha Vajiralongkorn (Rama X), dinobatkan pada tahun 2019 setelah kematian ayahnya, Raja Bhumibol. Coronation Day diadakan setiap tanggal 4 Mei, dan pada hari ini rakyat Thailand akan menunjukkan rasa hormat mereka dengan mengenakan pakaian formal dan menghadiri upacara keagamaan.

Hari Kelahiran Raja

Hari kelahiran raja juga diperingati sebagai Hari Ayah Nasional di Thailand. Ketika Raja Bhumibol masih hidup, hari kelahirannya pada 5 Desember selalu menjadi perayaan besar di seluruh negeri. Meskipun raja yang sekarang memiliki tanggal kelahiran berbeda, 5 Desember tetap dirayakan sebagai Hari Ayah, hari yang penuh dengan doa, pemberian penghormatan, dan upacara khusus.

5. Etika Menghormati Raja dan Keluarga Kerajaan

Ketika kamu berada di Thailand, penting untuk mematuhi etika menghormati raja dan keluarga kerajaan. Berikut adalah beberapa hal yang harus diingat:

Hindari Kritik Terhadap Kerajaan

Meskipun kamu mungkin memiliki opini atau pandangan pribadi, sangat penting untuk tidak membahas, mengkritik, atau memberikan komentar negatif tentang raja atau keluarga kerajaan, baik di ruang publik maupun di media sosial. Diskusi tentang monarki sangat sensitif di Thailand, dan sebaiknya dihindari.

Berdiri Ketika Lagu Kebangsaan Diputar

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pastikan untuk berdiri saat lagu kebangsaan diputar di tempat umum atau saat lagu penghormatan kepada raja diputar di bioskop. Ini adalah bentuk penghormatan yang wajib diikuti oleh semua orang yang berada di Thailand, termasuk wisatawan.

Menghormati Foto dan Patung Raja

Jika kamu melihat foto atau patung raja, baik di tempat umum maupun pribadi, pastikan untuk tidak menyentuh atau melakukan tindakan yang bisa dianggap tidak sopan, seperti mengarahkan kaki ke arah patung (dalam budaya Thailand, kaki dianggap bagian tubuh paling rendah). Selalu perlakukan simbol kerajaan dengan penuh hormat.

6. Pengaruh Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) dalam Budaya Thailand

Salah satu raja yang paling dihormati dalam sejarah Thailand adalah Raja Bhumibol Adulyadej, atau Rama IX, yang memerintah selama lebih dari 70 tahun hingga kematiannya pada tahun 2016. Raja Bhumibol dianggap sebagai figur yang tidak hanya memimpin secara politik, tetapi juga berperan dalam memperbaiki kehidupan rakyatnya melalui berbagai program pembangunan dan inisiatif kemanusiaan.

Pencapaian Raja Bhumibol

Raja Bhumibol memainkan peran penting dalam modernisasi Thailand. Dia dikenal karena inisiatifnya dalam bidang pertanian, pendidikan, dan kesehatan, terutama di daerah pedesaan yang kurang berkembang. Selama masa pemerintahannya, dia berhasil memperkenalkan proyek-proyek yang membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup rakyat Thailand.

Penghormatan yang Mendalam

Setelah kematian Raja Bhumibol, rakyat Thailand menunjukkan penghormatan yang mendalam melalui periode berkabung nasional yang berlangsung selama setahun. Selama periode ini, warga Thailand mengenakan pakaian hitam sebagai tanda duka, dan berbagai acara resmi dihentikan sementara sebagai bentuk penghormatan.

7. Bagaimana Wisatawan Dapat Menghormati Tradisi Ini

Sebagai wisatawan yang berkunjung ke Thailand, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghormati tradisi dan etika seputar kerajaan:

  1. Pahami Aturan dan Etika: Sebelum berkunjung ke Thailand, luangkan waktu untuk memahami budaya dan tradisi terkait monarki. Hindari topik sensitif, dan selalu tunjukkan rasa hormat di tempat umum.
  2. Ikuti Upacara: Jika kamu kebetulan berada di Thailand saat ada perayaan kerajaan, seperti Coronation Day atau Hari Ayah Nasional, coba untuk menghadiri acara-acara publik dan menghormati tradisi yang berlangsung.
  3. Menghargai Simbol Monarki: Hati-hati saat mengambil foto di dekat patung atau simbol kerajaan, dan selalu pastikan untuk memperlakukan tempat-tempat tersebut dengan rasa hormat.
  4. Jangan Berkomentar Negatif di Media Sosial: Saat berada di Thailand, hindari memposting atau berkomentar tentang monarki di media sosial, karena hal ini bisa memiliki konsekuensi hukum yang serius.

Kesimpulan

Budaya menghormati raja di Thailand adalah bagian tak terpisahkan dari identitas nasional negara ini. Penghormatan yang mendalam terhadap monarki bukan hanya tradisi, tetapi juga merupakan bentuk rasa cinta dan loyalitas yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sebagai pengunjung, penting untuk memahami dan menghargai tradisi ini, tidak hanya sebagai bagian dari pengalaman wisata, tetapi juga sebagai tanda penghormatan terhadap budaya lokal yang kaya dan penuh makna.