Jepang selalu punya pesona yang bikin banyak orang ingin ke sana. Dari hiruk-pikuk Tokyo yang seru, sampai suasana tradisional Kyoto yang tenang. Tapi, sebelum kamu bisa menikmati semua itu, ada beberapa persiapan penting yang wajib banget kamu lakukan. Nggak mau kan, liburan jadi kacau gara-gara kurang siap? Makanya, yuk cek checklist berikut ini. Mulai dari tiket pesawat, bagasi, sampai urusan penginapan, semuanya harus diperhatiin biar liburanmu makin asyik dan bebas ribet!
1. Tiket Pesawat: Cari Promo dan Jangan Lupa Atur Bagasi!
Harga tiket pesawat bisa jadi salah satu hal yang bikin dompet menjerit, tapi jangan khawatir! Kamu bisa tetap hemat dengan rajin berburu promo tiket pesawat. Maskapai seperti AirAsia dan Scoot sering banget ngasih tiket murah, terutama kalau kamu sudah merencanakan perjalanan dari jauh-jauh hari. Tapi selain itu, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan biar nggak kecele soal tiket.
Tips Dapat Tiket Pesawat Murah
- Kapan Waktu Terbaik Beli Tiket?
Tiket pesawat biasanya paling murah kalau kamu beli 3-6 bulan sebelum berangkat. Selain itu, coba cek harga tiket di Selasa atau Rabu tengah malam. Banyak orang yang bilang harga tiket lebih murah di waktu-waktu ini karena maskapai sering memperbarui harga di hari-hari tersebut. Hindari juga beli tiket pas Golden Week, Obon, atau Tahun Baru Jepang karena harga tiket bisa melonjak tinggi. - Pantau Harga dan Gunakan Situs Pembanding
Jangan malas buat cek harga tiket di Skyscanner, Traveloka, atau Google Flights. Banyak platform yang punya fitur notifikasi harga, jadi kamu bisa tahu kalau ada penurunan harga atau promo tiba-tiba. Lumayan kan, dapat info langsung pas harga tiket turun? - Maskapai yang Sering Promo
Ada beberapa maskapai yang terkenal sering kasih promo murah buat penerbangan ke Jepang, terutama dari Jakarta. Di antaranya:- AirAsia: Kamu bisa dapat tiket Jakarta-Tokyo PP mulai dari Rp2,5 juta.
- Scoot: Tiket PP Jakarta-Osaka bisa mulai dari Rp2,7 juta.
Jangan Lupa Urusan Bagasi!
Nah, kalau soal tiket murah dari maskapai low-cost, jangan lupa perhatikan bagasi terdaftar. Sering kali, tiket murah nggak termasuk bagasi, jadi kalau kamu berencana bawa banyak barang atau belanja oleh-oleh di Jepang, penting banget buat cek aturan bagasi maskapai dan beli bagasi tambahan kalau perlu.
- AirAsia:
Pre-book bagasi 20kg mulai dari Rp250.000 – Rp400.000, tergantung rutenya. Tapi kalau kamu kelebihan bagasi di bandara, biayanya bisa melonjak sampai Rp100.000 – Rp150.000 per kilogram. Jadi lebih baik pre-book aja! - Scoot:
Pre-book bagasi 20kg sekitar Rp300.000, dan kalau kamu over bagasi di bandara, siap-siap kena biaya tambahan Rp150.000 per kilogram.
Tips:
- Selalu pre-book bagasi pas kamu beli tiket, biar lebih murah daripada bayar bagasi tambahan di bandara.
- Pastikan kamu tahu berat koper sebelum berangkat, apalagi kalau kamu tipe traveler yang suka belanja banyak oleh-oleh. Bawa juga tas lipat ekstra buat barang tambahan, jadi nggak perlu bingung kalau koper udah penuh.
Perhatikan Ukuran Bagasi Kabin
Maskapai low-cost biasanya tetap kasih jatah bagasi kabin gratis, tapi ukuran dan beratnya bisa beda-beda. Pastikan kamu cek peraturan mereka biar nggak kena masalah saat boarding.
- AirAsia: Kamu bisa bawa tas kabin maksimal 7kg, dengan ukuran 56cm x 36cm x 23cm.
- Scoot: Tas kabin maksimal 10kg, dengan ukuran 54cm x 38cm x 23cm.
Kalau tas kamu lebih berat atau ukurannya melebihi batas, siap-siap kena biaya tambahan. Jadi pastikan packing-nya ringan dan ringkas ya!
Waktu Check-in dan Pilih Kursi
- Check-in Online:
Salah satu cara buat menghindari antrean panjang di bandara adalah check-in online. Nggak cuma hemat waktu, kadang-kadang maskapai juga ngasih diskon atau kemudahan tambahan kalau kamu check-in lebih awal. Biasanya bisa dilakukan mulai 48 jam sebelum keberangkatan. - Pilih Kursi yang Nyaman:
Kalau perjalanan panjang, pasti kamu pengen duduk nyaman. Pilihlah kursi di baris darurat yang biasanya punya ruang kaki lebih luas. Banyak maskapai low-cost yang ngasih opsi pilih kursi dengan biaya tambahan, tapi kalau kamu mau lebih nyaman, ini bisa jadi pilihan yang bagus.
2. Itinerary: Biar Nggak Kocar-Kacir, Rencanakan Dulu!
Liburan ke Jepang itu punya segudang tempat seru yang wajib dikunjungi, dari destinasi modern sampai yang penuh budaya dan sejarah. Tapi, biar liburan kamu lebih efektif dan nggak buang waktu, penting banget buat bikin itinerary yang jelas. Dengan rencana yang matang, kamu nggak cuma bisa hemat waktu, tapi juga bisa lebih leluasa menikmati setiap momen tanpa takut ketinggalan spot-spot terbaik.
Contoh Itinerary 5 Hari di Jepang
Hari 1-2: Tokyo
Tokyo sebagai ibukota, punya banyak destinasi wajib kunjung. Mulai dari yang iconic seperti:
- Tokyo Tower: Biarpun mirip Eiffel, tapi ini versi Jepangnya. Kamu bisa naik ke atas dan lihat pemandangan seluruh kota Tokyo yang megah.
- Shibuya Crossing: Salah satu zebra cross paling terkenal di dunia. Sambil menyeberang, coba rasain vibe kota yang sibuk dan penuh energi!
- Asakusa & Kuil Sensoji: Kalau pengen merasakan suasana tradisional Jepang, mampir ke sini. Banyak toko-toko kecil yang jual suvenir lucu.
- Harajuku: Tempat wajib buat kamu yang suka fashion atau street style Jepang. Banyak banget barang-barang unik yang bisa kamu beli!
Hari 3: Kyoto
Kyoto menawarkan suasana yang lebih tradisional dan tenang. Destinasi yang nggak boleh kamu lewatkan adalah:
- Fushimi Inari Taisha: Kuil dengan ribuan gerbang torii merah yang sangat ikonik dan sering muncul di film. Jalan-jalan di sini bakal kasih pengalaman spiritual yang unik.
- Kinkakuji (Paviliun Emas): Kuil ini seluruh bangunannya dilapisi emas! Pemandangan di sekitarnya juga luar biasa indah, terutama saat musim gugur.
- Gion: Distrik klasik di Kyoto yang terkenal dengan geisha. Suasana tradisional di sini bikin kamu merasa seperti kembali ke zaman Edo.
Hari 4: Osaka
Setelah Kyoto, waktunya ke Osaka untuk sedikit bersenang-senang:
- Universal Studios Japan: Theme park ini cocok banget buat yang suka film atau sekadar pengen naik wahana seru. Ada zona Harry Potter yang super populer!
- Dotonbori: Pusat makanan di Osaka. Di sini kamu wajib coba makanan khas seperti takoyaki (bola-bola gurita) dan okonomiyaki (semacam pancake gurih Jepang).
Hari 5: Nara atau Kobe
Hari terakhir bisa kamu gunakan untuk eksplorasi Nara atau Kobe, tergantung minat:
- Nara: Kamu bisa mengunjungi Taman Nara, tempat tinggal rusa-rusa yang jinak. Jangan lupa bawa camilan khusus rusa (disebut shika senbei) buat kasih makan mereka.
- Kobe: Kalau kamu penggemar kuliner mewah, mampirlah ke Kobe buat mencicipi Kobe beef yang terkenal dengan dagingnya yang lembut dan berlemak.
Transportasi: JR Pass atau Kartu IC (Suica/Pasmo)?
Salah satu yang bikin Jepang nyaman buat traveler adalah transportasinya yang serba cepat dan tepat waktu. Tapi, ada dua opsi utama yang bisa kamu pilih sesuai dengan itinerary kamu: JR Pass atau kartu IC (Suica/Pasmo).
- JR Pass:
Ini cocok banget kalau kamu berencana pindah-pindah kota seperti dari Tokyo ke Kyoto, lalu ke Osaka, karena bisa menghemat banyak. JR Pass memungkinkan kamu naik Shinkansen dan kereta JR sepuasnya selama beberapa hari (misalnya, 7 hari, 14 hari, atau 21 hari). Harga JR Pass 7 hari adalah sekitar Rp4 juta (¥29.000), tapi kalau kamu pakai maksimal, ini sebenarnya jauh lebih hemat daripada beli tiket kereta satuan. - Kartu IC (Suica/Pasmo):
Kalau rencana kamu cuma keliling satu kota seperti Tokyo, Kyoto, atau Osaka, kamu bisa cukup pakai kartu IC Suica atau Pasmo. Kartu ini bisa kamu isi ulang dan dipakai buat bayar kereta, bus, bahkan belanja di minimarket atau vending machine. Biaya awal untuk kartu ini sekitar ¥1.500 (Rp150.000), dan kamu bisa top-up sesukanya.
Tips:
- Suica/Pasmo ini super praktis! Nggak perlu beli tiket setiap kali naik kereta, tinggal tap kartunya aja.
- Gunakan aplikasi seperti Hyperdia untuk cek jadwal dan rute kereta selama di Jepang. Ini sangat membantu biar nggak nyasar dan bisa sampai tujuan dengan cepat!
3. Penginapan: Nyaman, Hemat, dan Patuhi Aturan
Di Jepang, ada banyak pilihan penginapan, mulai dari hotel mewah, ryokan (penginapan tradisional), sampai hostel murah yang cocok untuk backpacker. Tapi, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan biar kamu bisa nginap dengan nyaman, nggak kena masalah, dan tetap sesuai budget.
Aturan Penginapan: Jangan Main Langgar Jumlah Tamu!
Salah satu hal yang wajib kamu tahu saat menginap di Jepang adalah aturan ketat soal jumlah tamu per kamar. Kalau kamu booking kamar untuk dua orang, jangan coba-coba bawa tamu ketiga, bahkan untuk semalam saja. Hotel di Jepang sangat ketat soal aturan ini, dan kalau ketahuan, kamu bisa dikenakan biaya tambahan atau bahkan diminta untuk check-out lebih awal.
- Kenapa Begitu?
Sebagian besar hotel di Jepang, terutama di kota besar seperti Tokyo atau Kyoto, punya ukuran kamar yang relatif kecil. Kapasitas kamar sudah disesuaikan dengan ruang gerak tamu dan aturan keselamatan. Jadi, menambah tamu tanpa izin bukan cuma melanggar aturan, tapi juga bisa bikin kamar terasa lebih sempit dan tidak nyaman. - Risiko Melanggar:
Melanggar aturan jumlah tamu bisa bikin kamu kena denda atau biaya tambahan yang cukup mahal. Beberapa penginapan bahkan memantau jumlah tamu lewat kartu akses atau CCTV di lobi, jadi jangan coba-coba sembunyiin tamu ekstra!
Rekomendasi Penginapan di Jepang
Biar liburanmu nyaman dan sesuai budget, berikut beberapa rekomendasi penginapan di beberapa kota besar di Jepang:
- Tokyo:
Coba nginap di Khaosan Tokyo Origami, hostel yang bersih dan nyaman, dengan harga mulai dari Rp350.000 per malam. Lokasinya strategis, dekat dengan Kuil Sensoji di Asakusa. Cocok buat backpacker atau traveler yang pengen hemat tapi tetap nyaman. - Kyoto:
Kyoto Hana Hostel adalah pilihan ideal buat kamu yang pengen merasakan suasana tradisional Jepang tapi dengan harga ramah di kantong. Mulai dari Rp400.000 per malam, hostel ini terletak dekat dengan Stasiun Kyoto dan banyak destinasi wisata terkenal. - Osaka:
Kalau kamu ke Osaka, cobain Hostel Q yang terletak di daerah Namba, pusat keramaian kota. Harganya mulai dari Rp300.000 per malam, dan lokasinya dekat banget dengan Dotonbori, tempat kamu bisa menikmati makanan khas Osaka.
Fasilitas: Boleh Masak di Kamar?
Nah, satu lagi yang penting! Banyak traveler hemat atau backpacker suka memasak makanan sendiri untuk menghemat biaya makan. Tapi, di sebagian besar hotel di Jepang, tidak diperbolehkan memasak di kamar. Biasanya, kamu hanya akan menemukan kettle untuk membuat air panas, bukan microwave atau kompor.
- Hostel dengan Dapur Umum:
Kalau kamu pengen masak, pilih hostel yang menyediakan dapur umum. Di dapur umum, kamu bisa masak makanan sederhana seperti mie instan atau goreng telur. Beberapa hostel yang menyediakan dapur umum antara lain:- Khaosan Tokyo Kabuki di Asakusa, Tokyo.
- Piece Hostel Kyoto di Kyoto.
Tips:
Jangan sekali-kali masak pakai alat yang nggak sesuai, seperti setrika atau aluminium foil di kamar hotel. Selain berbahaya, itu bisa memicu alarm kebakaran dan bikin kamu kena masalah serius.
Colokan dan Tegangan Listrik di Jepang
Jangan lupa, colokan listrik di Jepang menggunakan tipe A dan B, yang berbentuk pipih dua cabang. Ini berbeda dengan colokan di Indonesia yang biasanya tipe bulat (C atau F). Selain itu, tegangan listrik di Jepang adalah 100V, lebih rendah dibandingkan Indonesia yang 220V.
Apa yang Perlu Dipersiapkan?
- Adaptor Listrik:
Karena perbedaan bentuk colokan, kamu wajib bawa adaptor universal biar bisa ngecas gadget kamu di Jepang. Kalau lupa bawa, kamu bisa beli adaptor di minimarket seperti 7-Eleven atau Lawson, tapi harganya bisa lebih mahal dibanding beli di Indonesia. - Tegangan Listrik:
Jepang menggunakan tegangan 100V, jadi kalau kamu punya perangkat elektronik yang hanya mendukung tegangan 220V, seperti hair dryer atau alat-alat berat lainnya, pastikan bawa converter. Untungnya, kebanyakan charger ponsel, laptop, dan kamera sudah mendukung tegangan ganda (110V-240V), jadi kamu nggak perlu khawatir.
4. Uang Tunai dan Transaksi Digital: Siapkan Keduanya
Jepang terkenal sebagai negara yang sudah cukup maju dalam hal teknologi, tapi urusan pembayaran nggak semuanya bisa cashless seperti yang mungkin kamu kira. Di beberapa tempat, terutama yang kecil seperti warung atau pasar tradisional, mereka masih lebih suka uang tunai. Jadi, biarpun kamu bisa bayar pakai kartu kredit di hotel atau pusat perbelanjaan besar, kamu tetap harus punya uang tunai yang cukup selama di sana.
Berapa Banyak Uang Tunai yang Harus Dibawa?
Ini pertanyaan yang sering ditanyakan traveler. Berapa banyak Yen yang harus dibawa biar cukup selama liburan? Sebagai patokan, berikut adalah estimasi uang tunai yang kamu butuhkan berdasarkan durasi perjalanan:
Durasi Perjalanan | Rekomendasi Uang Tunai | Kebutuhan |
---|---|---|
4 hari | Rp3-5 juta (¥20.000-¥35.000) | Transportasi, makanan, dan belanja kecil |
5 hari | Rp5-7 juta (¥35.000-¥50.000) | Tambahan untuk oleh-oleh dan tiket masuk tempat wisata |
14 hari | Rp10-15 juta (¥70.000-¥100.000) | Untuk transportasi antar kota, akomodasi, dan lebih banyak belanja |
30 hari | Rp20-30 juta (¥150.000-¥200.000) | Termasuk akomodasi bulanan dan aktivitas tambahan |
Ini hanyalah estimasi, dan kebutuhanmu bisa saja lebih sedikit atau lebih banyak tergantung gaya traveling dan kebiasaan belanja kamu. Kalau kamu tipe traveler yang suka hemat dan tinggal di hostel, mungkin uang tunai yang kamu butuhkan lebih sedikit. Tapi kalau kamu suka shopping atau mencoba banyak kuliner mahal, pertimbangkan membawa lebih banyak uang tunai.
Tips:
- Bawa uang tunai secukupnya untuk pengeluaran sehari-hari seperti makan, transportasi lokal, dan belanja kecil.
- Uang tunai sangat penting buat belanja di tempat-tempat kecil seperti restoran lokal atau pasar karena mereka sering nggak terima kartu.
Transaksi Digital: Bisa Cashless, Tapi Tetap Siapkan Tunai
Walaupun Jepang sudah semakin mendukung cashless payment, nggak semua tempat bisa menerima kartu kredit atau pembayaran digital. Di beberapa daerah, terutama yang lebih tradisional atau rural, penggunaan uang tunai masih jadi andalan utama.
Kartu Kredit: Bisa Dipakai di Mana Saja?
Untuk tempat-tempat besar seperti hotel, restoran mewah, atau pusat perbelanjaan besar, kartu kredit seperti Visa, Mastercard, atau American Express bisa kamu gunakan. Tapi, di restoran kecil, warung lokal, atau pasar tradisional, mereka cenderung hanya menerima uang tunai.
Pro Tips:
- Sebelum berangkat, pastikan kartu kredit kamu sudah aktif untuk transaksi internasional. Beberapa bank meminta konfirmasi sebelum kartu kredit bisa digunakan di luar negeri.
- Selalu bawa lebih dari satu kartu kredit untuk berjaga-jaga kalau terjadi masalah seperti kartu ditolak atau ada kendala teknis.
Cashless Payment: PayPay, Line Pay, dan Kartu IC
Di kota besar seperti Tokyo dan Osaka, cashless payment mulai banyak digunakan. Beberapa sistem pembayaran yang cukup populer di Jepang adalah:
- PayPay
- Line Pay
- Rakuten Pay
Namun, tidak semua tempat mendukung pembayaran ini, terutama di daerah-daerah kecil. Jadi, pastikan kamu selalu bawa uang tunai sebagai cadangan.
Kartu IC (Suica & Pasmo): Serba Guna!
Selain untuk transportasi, kartu IC seperti Suica atau Pasmo juga bisa kamu gunakan untuk pembayaran di minimarket, vending machine, bahkan di beberapa restoran. Kartu ini bisa kamu isi ulang sesuai kebutuhan, jadi kamu nggak perlu khawatir soal bawa uang receh buat belanja kecil-kecilan.
- Biaya Awal Kartu: ¥1.500 (sekitar Rp150.000), yang sudah termasuk saldo ¥500. Kamu bisa top-up kartu ini di stasiun-stasiun atau minimarket.
- Cara Pakai: Tinggal tap kartu di mesin pembaca (di stasiun, bus, atau kasir minimarket), dan saldo akan otomatis terpotong.
5. Asuransi Perjalanan dan Keamanan: Smart Traveler Harus Siap
Liburan memang selalu identik dengan kesenangan, tapi nggak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi selama perjalanan. Biar lebih tenang dan aman, kamu wajib mempersiapkan asuransi perjalanan dan juga tahu cara menghadapi situasi darurat selama di Jepang. Ini bukan soal menjadi paranoid, tapi soal menjadi traveler yang pintar dan siap menghadapi segala kemungkinan!
Kenapa Perlu Asuransi Perjalanan?
Meskipun Jepang adalah salah satu negara paling aman di dunia, hal-hal tak terduga bisa saja terjadi. Mulai dari kecelakaan kecil, sakit mendadak, sampai kehilangan barang, semua ini bisa bikin liburanmu jadi berantakan. Di sinilah asuransi perjalanan berperan penting.
Manfaat Asuransi Perjalanan:
- Biaya Pengobatan
Kalau kamu sakit atau mengalami kecelakaan selama di Jepang, biaya pengobatan bisa sangat mahal. Sebagai contoh, konsultasi di rumah sakit bisa memakan biaya mulai dari ¥5.000 hingga ¥20.000 (sekitar Rp700.000 – Rp3 juta), dan kalau kamu perlu rawat inap, biaya bisa lebih tinggi lagi. Dengan asuransi perjalanan, biaya pengobatan ini akan ditanggung, jadi kamu nggak perlu khawatir menguras tabungan untuk biaya rumah sakit. - Biaya Evakuasi Medis
Dalam situasi darurat, seperti jika kamu harus dievakuasi atau dipulangkan karena kondisi kesehatan yang serius, biaya bisa sangat tinggi. Asuransi perjalanan biasanya menanggung evakuasi medis, yang biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah. - Kehilangan atau Kerusakan Bagasi
Bayangkan kalau koper kamu hilang atau barang berharga rusak selama perjalanan. Asuransi bisa meng-cover kerugian ini, jadi kamu bisa mengajukan klaim untuk mendapatkan ganti rugi. - Penundaan atau Pembatalan Perjalanan
Jika terjadi penundaan penerbangan yang signifikan atau bahkan pembatalan, asuransi perjalanan bisa menanggung biaya tambahan yang muncul, seperti akomodasi atau tiket baru.
Pro Tips:
- Pastikan asuransi perjalanan kamu mencakup biaya medis, pembatalan, penundaan perjalanan, serta kehilangan barang.
- Jangan lupa untuk selalu menyimpan dokumen penting seperti nomor polis, kontak darurat asuransi, dan dokumen klaim dalam satu folder yang mudah diakses.
Biaya Kesehatan di Jepang: Siapkan Diri untuk yang Terburuk
Meskipun Jepang punya sistem kesehatan yang sangat baik, biaya layanan medis untuk turis asing bisa sangat mahal. Berikut perkiraan biaya yang perlu kamu ketahui:
- Kunjungan ke dokter umum: Biayanya bisa mulai dari ¥5.000 (Rp700.000) untuk pemeriksaan dasar. Ini belum termasuk obat-obatan atau perawatan lanjutan.
- Rawat inap di rumah sakit: Kalau kamu harus dirawat inap, biaya per malam bisa mulai dari ¥10.000 (Rp1,5 juta) tergantung jenis perawatan dan fasilitas rumah sakit.
- Ambulans: Di Jepang, layanan ambulans sebenarnya gratis, tapi perawatan yang diberikan setelah sampai di rumah sakit tetap dikenakan biaya.
Tips: Jangan pernah mengabaikan asuransi kesehatan. Dalam situasi darurat, kamu bisa menghadapi biaya besar tanpa perlindungan asuransi.
Keamanan di Jepang: Negara Aman Tapi Tetap Waspada
Jepang dikenal sebagai salah satu negara paling aman di dunia, dengan tingkat kejahatan yang sangat rendah. Kamu bisa jalan-jalan di malam hari tanpa khawatir, bahkan di kota besar seperti Tokyo dan Osaka. Tapi tetap saja, ada beberapa langkah keamanan yang harus kamu perhatikan:
- Jaga Barang Berharga:
Meskipun Jepang aman, tetap jangan tinggalkan barang berharga sembarangan. Gunakan safe box di hotel untuk menyimpan paspor, uang tunai berlebih, dan barang berharga lainnya. - Hati-hati di Tempat Ramai:
Di tempat-tempat ramai seperti stasiun kereta, Shibuya Crossing, atau festival lokal, kamu tetap harus waspada. Risiko pencurian memang kecil, tapi lebih baik tetap jaga tas dan barang berharga dekat dengan tubuhmu. - Kontak Darurat:
Selalu simpan nomor kontak darurat Jepang seperti nomor polisi 110 dan ambulans 119. Jangan lupa juga simpan alamat kedutaan besar Indonesia di Tokyo, just in case kamu butuh bantuan.
6. Etika dan Budaya Lokal: Penting untuk Dipahami
Jepang memang terkenal dengan keramahannya, budaya yang tertib, dan etika yang dijunjung tinggi. Sebagai traveler, memahami kebiasaan dan etika setempat bisa bikin perjalananmu lebih lancar dan pastinya lebih dihargai oleh masyarakat lokal. Beberapa hal mungkin terlihat sederhana, tapi kalau sampai salah, bisa bikin kamu dianggap tidak sopan. Jadi, yuk kenali norma-norma budaya dan etika yang harus dipahami saat berlibur ke Jepang.
1. Etika di Tempat Umum: Jangan Bikin Suara Terlalu Keras
Jepang adalah negara yang sangat menghargai ketenangan dan keteraturan di tempat umum. Hal ini mungkin beda dengan beberapa negara lain yang terbiasa dengan suasana ramai.
- Diam di Transportasi Umum:
Di kereta atau bus, berbicara terlalu keras, apalagi mengobrol lewat telepon, dianggap tidak sopan. Di sana, orang lebih suka suasana tenang dan menjaga privasi satu sama lain. Kalau kamu harus berbicara, pastikan suaranya pelan. - Hindari Membawa Makanan di Transportasi:
Makan di dalam kereta atau bus, terutama kereta komuter di kota besar, dianggap kurang pantas. Orang Jepang biasanya hanya makan di Shinkansen (kereta cepat), yang perjalanan jarak jauhnya lebih panjang. - Prioritaskan Orang Lain:
Selalu ingat untuk memberi jalan kepada lansia, orang difabel, atau ibu hamil di tempat umum. Jepang sangat menghargai kepedulian terhadap orang lain, terutama di ruang publik yang padat.
2. Kebiasaan di Restoran: Biar Makin Paham Adat Makan di Jepang
Makan di Jepang nggak cuma soal rasa, tapi juga ada etika dan kebiasaan yang penting diperhatikan. Bukan cuma soal sumpit, tapi ada hal-hal kecil yang mungkin belum kamu sadari sebelumnya.
- Jangan Menancapkan Sumpit di Nasi:
Tindakan ini menyerupai ritual pemakaman, sehingga sangat tabu dilakukan di meja makan. Letakkan sumpit di atas tempat sumpit (hashioki) saat kamu tidak menggunakannya. - Sumpit Bukan Mainan:
Jangan pernah gunakan sumpit untuk menunjuk orang atau menggerak-gerakkan sumpit di udara. Ini dianggap tidak sopan dan tidak menghargai orang di sekitarmu. - Menggunakan Sumpit Bersama:
Jika kamu ingin mengambil makanan dari piring bersama, jangan gunakan sumpit yang kamu pakai untuk makan. Sebaiknya gunakan sumpit yang disediakan khusus untuk mengambil makanan dari piring besar. - Makan Ramen dan Slurping:
Beda dengan di negara lain, di Jepang menghirup ramen dengan suara keras (slurping) dianggap wajar dan bahkan menunjukkan kamu menikmati makanannya. Jadi jangan ragu untuk slurp ramen kamu!
3. Berkunjung ke Kuil atau Tempat Suci: Hormati Kesakralan
Jepang memiliki ribuan kuil yang tersebar di seluruh negeri. Bagi banyak traveler, mengunjungi kuil Shinto atau kuil Buddha adalah cara terbaik untuk memahami budaya spiritual Jepang. Namun, ada beberapa etika yang harus diikuti saat berkunjung ke tempat-tempat suci ini:
- Bersihkan Diri di Gerbang Kuil:
Biasanya ada tempat air untuk mencuci tangan dan mulut sebelum memasuki kuil. Ini adalah ritual penyucian diri yang disebut temizu. Cara melakukannya: bilas tangan kiri, lalu tangan kanan, dan terakhir bilas mulut menggunakan tangan kiri (tanpa menyentuh gayung langsung ke mulut). - Berdoa dengan Benar:
Ketika memasuki kuil, umumnya kamu bisa melemparkan koin sebagai persembahan, kemudian lakukan dua kali tepuk tangan, dua kali membungkuk, dan tepuk tangan sekali lagi sebagai tanda penghormatan. - Jaga Ketertiban dan Kesakralan:
Hindari berbicara terlalu keras atau bertindak kurang sopan di sekitar kuil. Beberapa kuil juga melarang pengambilan foto di area tertentu, jadi perhatikan papan peringatan.
4. Etika di Onsen (Pemandian Air Panas)
Pengalaman berendam di onsen adalah salah satu yang paling khas dari Jepang, tapi ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan sebelum kamu menceburkan diri ke air panas ini:
- Mandi Sebelum Berendam:
Sebelum masuk ke onsen, kamu wajib membersihkan tubuh di area mandi yang telah disediakan. Hal ini untuk menjaga kebersihan air onsen yang digunakan bersama-sama. - Tattoos Bisa Dilarang:
Di beberapa onsen tradisional, tato masih dianggap tabu dan sering dikaitkan dengan kelompok kriminal (yakuza). Kalau kamu punya tato, pastikan kamu memeriksa apakah onsen yang kamu kunjungi mengizinkan tamu dengan tato, atau kamu bisa menutupnya dengan plester khusus.
5. Memberi dan Menerima: Ada Tata Caranya
Di Jepang, ada kebiasaan sopan santun yang sangat dijunjung tinggi, terutama soal memberi dan menerima barang. Jangan sembarangan, karena cara memberi dan menerima bisa menunjukkan seberapa besar rasa hormatmu terhadap orang lain.
- Gunakan Dua Tangan:
Baik saat memberikan atau menerima sesuatu (termasuk uang, kartu nama, atau suvenir), selalu gunakan dua tangan sebagai tanda hormat. Ini dianggap sebagai cara paling sopan dalam interaksi sehari-hari. - Bungkus Suvenir dengan Rapi:
Memberikan hadiah atau oleh-oleh? Di Jepang, membungkus barang dengan rapi adalah tanda perhatian dan kesopanan. Hindari memberikan barang yang tidak dibungkus atau langsung dari kantong plastik.
7. Keadaan Darurat: Apa yang Harus Dilakukan Saat Ada Masalah?
Walaupun Jepang dikenal sebagai negara yang aman dan sangat terorganisir, situasi darurat seperti kehilangan uang, paspor, atau barang berharga tetap bisa terjadi. Jangan panik! Berikut adalah panduan lengkap langkah-langkah yang perlu diambil dalam situasi darurat selama di Jepang, serta daftar kontak penting yang harus kamu simpan sebelum berangkat.
1. Kehilangan Uang atau Barang Berharga
Jepang terkenal dengan sistem yang rapi, termasuk penanganan barang hilang. Jika kamu kehilangan barang berharga seperti dompet, kartu kredit, atau barang elektronik, ada beberapa hal yang harus segera kamu lakukan:
- Lapor ke Koban (Pos Polisi Terdekat):
Di Jepang, ada pos polisi kecil yang disebut koban di berbagai sudut kota, terutama di daerah yang ramai. Jika kamu kehilangan barang, kunjungi koban dan laporkan kehilangan tersebut. Polisi akan mencatat detail barang yang hilang dan membantu mencarinya.
Dalam banyak kasus, barang yang hilang sering ditemukan dan diserahkan ke koban. Polisi Jepang terkenal ramah dan akan membantu semaksimal mungkin. - Loket Lost and Found di Stasiun atau Pusat Perbelanjaan:
Jika barang kamu hilang di kereta, bus, atau pusat perbelanjaan, coba tanyakan di Lost and Found yang biasanya tersedia di stasiun kereta besar atau pusat perbelanjaan. Barang-barang yang tertinggal sering dikumpulkan di tempat-tempat ini. - Dokumen Identitas:
Jangan lupa membawa paspor atau dokumen identitas lain saat melaporkan kehilangan ke polisi atau Lost and Found, karena mereka mungkin memerlukan identifikasi untuk verifikasi.
Tips:
Jika kamu kehilangan kartu kredit, segera blokir kartu dengan menghubungi bank atau penyedia kartu kreditmu. Banyak layanan kartu kredit internasional menyediakan nomor telepon khusus untuk darurat ini.
2. Kehilangan Paspor: Langkah Darurat yang Harus Diambil
Kehilangan paspor adalah salah satu hal yang paling bikin stres saat di luar negeri. Jangan khawatir, berikut ini langkah-langkah yang harus kamu lakukan:
- Lapor ke Polisi:
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah melaporkan kehilangan paspor ke pos polisi terdekat (koban). Setelah itu, polisi akan memberikan laporan kehilangan yang akan sangat diperlukan saat kamu mengurus penggantian paspor di KBRI. - Hubungi KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Tokyo:
Setelah kamu punya laporan kehilangan dari polisi, segera hubungi KBRI di Tokyo untuk mengurus paspor pengganti. Siapkan dokumen penting seperti laporan polisi dan fotokopi paspor (jika ada) untuk mempercepat proses penggantian.Kontak KBRI Tokyo:- Alamat: 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0002, Jepang.
- Telepon: +81-3-3441-4201
- Email: [email protected]
- Jam Operasional: Senin-Jumat, 09:00-16:00 (tutup di akhir pekan dan hari libur Jepang).
Tips:
Sebelum berangkat, pastikan kamu membuat fotokopi paspor atau menyimpan salinan digitalnya di email atau cloud. Ini akan sangat membantu jika terjadi kehilangan.
- Layanan Darurat KBRI:
KBRI juga menyediakan layanan darurat jika kamu memerlukan bantuan mendesak di luar jam operasional. Simpan nomor darurat yang bisa dihubungi kapan saja.
3. Ketinggalan Barang di Transportasi Umum
Jika kamu secara tidak sengaja meninggalkan barang di kereta, bus, atau Shinkansen, berikut langkah-langkah yang harus diambil:
- Laporkan Secepatnya:
Kalau barang tertinggal di transportasi umum, segera laporkan ke kantor Lost and Found di stasiun atau terminal terdekat. Untuk Shinkansen atau JR Line, biasanya barang yang tertinggal dapat ditemukan dengan cepat berkat sistem yang sangat terorganisir. - Gunakan Situs Web atau Aplikasi:
Beberapa perusahaan transportasi di Jepang, seperti JR East, memiliki situs web Lost and Found yang memungkinkan kamu melaporkan barang hilang secara online. Informasi yang kamu masukkan akan dicocokkan dengan barang yang ditemukan.
Tips:
Simpan tiket perjalanan atau nomor kursi jika kamu naik kereta atau bus. Ini bisa membantu staf stasiun menemukan barang kamu lebih cepat.
4. Bantuan Darurat Uang Tunai: Pilihan Transfer yang Cepat
Jika kamu kehabisan uang tunai atau kehilangan dompet, ada beberapa cara untuk mendapatkan uang darurat di Jepang. Selain Western Union, berikut beberapa layanan transfer uang yang bisa digunakan:
- Wise.com:
Wise (sebelumnya TransferWise) adalah salah satu layanan transfer internasional yang cepat dan dengan biaya rendah. Dana yang dikirim oleh keluarga atau teman dari Indonesia bisa langsung masuk ke rekening bank Jepang kamu, dan kamu bisa menariknya lewat ATM. - TopRemit (Khusus untuk Pengguna dari Indonesia):
TopRemit adalah layanan pengiriman uang khusus untuk orang Indonesia yang memungkinkan transfer cepat ke berbagai negara, termasuk Jepang. Keluarga di Indonesia bisa menggunakan layanan ini untuk mengirim uang langsung ke rekening bankmu. - AirWallex:
Layanan ini memungkinkan pengiriman uang dengan kurs yang kompetitif. Keluarga atau teman bisa mentransfer uang dari Indonesia dengan biaya lebih rendah, dan kamu bisa menariknya dari bank di Jepang. - Western Union:
Masih menjadi opsi populer untuk transfer darurat, Western Union memungkinkan pengiriman uang ke lebih dari 500 kantor pos di Jepang. Kamu hanya perlu menunjukkan identitas diri untuk mengambil uang. - Penarikan Tunai dengan Kartu Kredit:
Jika kamu punya kartu kredit dengan fitur penarikan tunai, kamu bisa menggunakan ATM untuk menarik uang tunai. Namun, perhatikan bahwa bunga dan biaya penarikan bisa cukup tinggi, jadi gunakan dengan bijak.
Tips:
Selalu bawa beberapa opsi pembayaran, termasuk kartu kredit dan kartu debit internasional, sebagai cadangan jika terjadi kehilangan uang tunai atau dompet.
5. Kontak Darurat yang Wajib Disimpan
Sebelum berangkat, pastikan kamu menyimpan nomor kontak darurat yang penting, termasuk:
- Nomor Polisi (untuk keadaan darurat): 110
- Nomor Ambulans dan Pemadam Kebakaran: 119
- KBRI Tokyo: +81-3-3441-4201
- Kontak darurat kartu kredit (untuk blokir kartu): Sesuaikan dengan penyedia kartu kreditmu.
Penutup
Liburan ke Jepang memang bisa jadi pengalaman yang tak terlupakan, tapi persiapan yang matang akan membuat perjalananmu jauh lebih menyenangkan dan bebas stres. Dari mencari promo tiket pesawat, menyiapkan itinerary yang pas, hingga memahami aturan penginapan dan kebiasaan lokal—semua itu penting untuk memastikan perjalananmu berjalan lancar. Jangan lupa juga untuk siap dengan langkah-langkah darurat, seperti kehilangan barang atau paspor, serta opsi-opsi untuk mendapatkan bantuan uang tunai.
Dengan mengikuti checklist yang sudah dibahas, kamu akan lebih siap menghadapi segala situasi dan menikmati liburan tanpa hambatan. Jepang menawarkan begitu banyak keindahan dan pengalaman unik, jadi pastikan kamu sudah siap sepenuhnya agar bisa menikmati semua yang negara ini tawarkan. Selamat liburan dan jangan lupa untuk tetap santai dan menghargai budaya lokal!